Skip to main content

Day 1 - Version Control GIT & HTML

Tujuan Pembelajaran :

  1. Siswa dapat memahami dan mengimplementasikan instalasi Git

  2. Siswa dapat memahami dan mengimplementasikan penggunaan Version Control Git

  3. Siswa dapat memahahami Git, GitHub dan GitLab

  4. Siswa dapat memahami perintah-perintah dasar kode HTML

  5. Siswa dapat mengimplementasikan penulisan kode dengan HTML


Materi Pembelajaran :


BAGIAN. 1

VERSION CONTROL GIT

  • Definisi Version Control System
Version Control System (VCS) merupakan sebuah infrastruktur yang dibangun untuk dapat mendukung pengembangan atau developing software secara kolaboratif (bersama-sama).
Setiap orang yang ada di dalam sebuah tim work pengembangan software atau aplikasi dapat menulis kode programnya pada masing – masing bagian, kemudian digabungkan ke server yang sudah memiliki VCS aktif.


Selain mengandalkan kecepatan pengembangan software, VCS juga mampu memiliki kemampuan untuk kembali (reverse) ke versi pengembangan software sebelumnya namun bisa saja terjadi suatu bencana terhadap versi pengembangan software yang sedang dikembangkan saat ini. Kemampuan kembali ke versi sebelumnya ini disebut reversibility. Selain itu, dengan menggunakan sistem VCS setiap perubahan pengembangan code pada software seperti penambahan file baru atau pengubahan isi file seperti mengedit dapat dipantau apa saja yang diubah dan siapa yang merubahnya. Sehingga pengerjaan bersifat lebih transparan dan terstruktur untuk saling berbagi dengan programmer lainnya.


  • Jenis-jenis Version Control System
1. Sistem Version Control Lokal
Metode version control yang banyak dipilih oleh orang-orang adalah dengan menyalin berkas-berkas ke direktori lain (mungkin direktori yang diberi catatan waktu, jika mereka cerdas). Pendekatan ini sangat umum karena ini sangat sederhana, namun ini juga sangat rentan terkena galat. Mudah sekali untuk lupa pada direktori mana Anda sedang berada dan menulis ke berkas yang salah atau menyalin setiap berkas yang bukan Anda maksud secara tidak sengaja.
Untuk menghadapi hal ini, dahulu para programmer mengembangkan VCS lokal yang memiliki database sederhana yang menyimpan semua perubahan pada berkas pada revision control.

Diagram version control lokal


Salah satu alat VCS yang lebih terkenal adalah sistem yang disebut dengan RCS, yang masih disebarkan dengan banyak komputer saat ini. Bahkan sistem operasi Mac OS X yang terkenal menyertakan perintah rcs ketika Anda memasang Developer Tools. RCS bekerja dengan cara menyimpan sekumpulan patch (itulah, perbedaan antara berkas-berkas) dalam sebuah format dalam diska; itu kemudian dapat membuat ulang sebarang berkas yang terlihat sama pada satu waktu dengan menambahkan semua patch.
2. Sistem Version Control Terpusat
Masalah besar selanjutnya yang dihadapi orang-orang adalah bahwa mereka butuh bekerja bersama dengan para pengembang pada sistem lain. Untuk menangani masalah ini, Centralized Version Control System (CVCS) dikembangkan. Sistem-sistem ini, seperti CVS, Subversion, dan Perforce, memiliki sebuah server tunggal yang berisi semua berkas-berkas yang telah diberi versi, dan beberapa klien yang melakukan check out pada berkas-berkas dari pusat tersebut. Selama bertahun-tahun, hal ini telah menjadi standar untuk version control.

Diagram version control terpusat

Pengaturan ini menawarkan banyak keuntungan, terutama dibandingkan dengan VCS lokal. Contohnya, setiap orang tahu hingga pada tahapan apa yang orang lain sedang kerjakan di dalam proyek. Para administrator memiliki kendali yang baik mengenai siapa dapat melakukan apa; dan itu jauh lebih mudah untuk mengelola sebuah VCS daripada menangani database lokal pada setiap klien.
Akan tetapi, pengaturan ini juga memiliki beberapa kekurangan. Yang paling jelas adalah satu titik kegagalan yang diwakili oleh server terpusat. Jika server tersebut sedang down selama satu jam, maka selama itu tidak ada orang yang dapat bekerja bersama atau menyimpan perubahan yang telah diberi versi terhadap apapun yang sedang mereka kerjakan. Jika hard disk dari database pusat menjadi corrupted, dan cadangan yang memadai belum tersimpan, Anda akan kehilangan segalanya – seluruh riwayat dari proyek kecuali setiap snapshot yang dimiliki oleh orang-orang pada mesin lokal mereka. Sistem VCS lokal menderita dari hal yang sama pula – ketika Anda memiliki semua riwayat dari proyek pada satu tempat, Anda memiliki resiko untuk kehilangan semuanya.
3. Sistem Version Control Tersebar
Di sinilah Distributed Version Control System (DVCS) masuk. Pada DVCS (seperti Git, Mercurial, Bazaar atau Darcs), para klien tidak hanya melakukan check out pada snapshot terakhir dari berkas: mereka mencerminkan sepenuhnya repository tersebut. Dan juga, jika ada salah satu server yang mati, dan sistem-sistem ini bekerja bersama melalui server itu, setiap repository milik klien dapat disalin kembali ke server untuk memulihkannya. Setiap check out benar-benar cadangan penuh dari semua data.

Sistem version control tersebar

Selebihnya, banyak dari sistem ini mampu menangani beberapa remote repository yang dapat mereka kerjakan dengan baik, sehingga Anda dapat bekerja bersama dengan beberapa kelompok orang yang berbeda dengan cara yang berbeda secara bersamaan dalam proyek yang sama. Kemampuan ini memperbolehkan Anda untuk mengatur beberapa jenis alur kerja yang tidak mungkin dilakukan pada sistem terpusat, seperti model hirarkikal.
 

  • Macam-macam GIT

1. GIT
Git merupakan version control system yang dirilis dan didevelop oleh Linux Torvald ketika mengembangkan Linux (kernel). Git adalah decentralized version control system, yaitu mempunyai kelebihan seperti repository syncing, bahkan bekerja secara offline, serta cheap local branching, dan juga staging area yang nyaman.
GIT mampu menghandle proyek besar misal untuk Kernel Linux secara efektif. Dalam hal kecepatan bahkan ukuran data bisa ditangani oleh GIT, selain itu juga mendukung jenis non-linear development, dan satu lagi yang menarik multiple workflow.
Apa saja yang menggunakan GIT? Contoh layanan VCS menggunakan GIT adalah seperti Github, Assembla, Bitbucket dan Gitorious.
Contoh command line git:


2. SUBVERSION (SVN)
SVN atau subversion juga salah satu free VCS yang tampilan sistemnya mirip dengan CVS dan bahkan lebih sederhana. SVN mampu menghandle atomic commits misalnya dari sebuah file dan juga melakukan versioning terhadap folder atau direktori, meta-data dan symbolic links. Selain itu juga SVN mendukung versioning terhadap sistem penamaan, sistem penyalinan, dan pembersihan atau penghapusan suatu file atau folder direktori.
SVN dikembangkan di bawah naungan dari Apache Software Foundation. SVN juga sama seperti GIT yaitu open source dan didirikan tahun 2000 oleh CollabNet Inc. Hingga saat ini, SVN dinikmati luas oleh kalangan komunitas ataupun enterprise.
Contoh command line Subversion (SVN):


3. CVS
CVS juga termasuk kategori free VCS hingga saat ini digunakan oleh mayoritas pengerjaan proyek free software. Namun, CVS perlahan mulai digantikan sistem VCS lain yang sering upgrade dan lebih baru. Dengan kata lain CVS ini sudah mulai ditinggalkan alasannya CVS sangat kurang mampu mensupport dan handle untuk atomic commits serta pemindahan atau penamaan ulang file.
Contoh command line cvs:


4. GNU CSSC
CSSC adalah pengembangan proyek dari GNU Project yang secara resmi menggantikan SCCS. Seperti yang kita tahu SCCS adalah VCS yang sifatnya proprietary dan tersedia untuk penggunaan versi komersial dari Unix.
Saat ini GNU CSSC dikembangkan untuk versi free di Unix. Yang menjadi nilai plus adalah sebuah proyek yang dapat dikontrol dengan sistem lain seperti Git atau SVN.
Contoh command line CSSC:

 
5. BAZAAR
Bazaar juga bagian dari GNU Project, Bazaar merupakan free ware yang disupport oleh Canonical. Contoh layanan yang menerapkan sistem Bazaar adalah Launchpad, sebuah media dimana aplikasi sistem Ubuntu dikembangkan dan didiskusikan oleh komunitas.
Yang unik Bazaar memiliki versi tampilan GUI sehingga dapat memudahkan pengguna, bahkan anda dapat bekerja secara offline dan tetap berfungsi dengan baik menggunakan Bazaar, sistem yang dimiliki antara lain gatekeeper workflow, any workflow, dan centralized workflow, memiliki fitur rename tracking dan smart merging, serta kecepatan efisiensi penyimpanan yang tinggi.
Contoh command line Bazaar:


  • Pengenalan GIT

Git adalah sebuah piranti perangkat lunak berbasis Version Control System, dengan git kita mampu mengelola sebuah proyek atau berkas secara terdistribusi, karena perubahan yang tercatat oleh git disimpan didalam database git dan database git tersebut tidak hanya berada pada satu tempat, namun terdapat di berbagai tempat. Artinya bahwa semua orang yang berkontribusi pada proyek tersebut bisa menyimpan database perubahannya, sehingga akan memudahkan dalam mengelola proyek baik online maupun offline. Dengan git kita bisa melakukan penggabungan beberapa berkas atau bagian pada berkas ke dalam satu proyek atau berkas final, hal ini sangat mempermudah developer ketika melakukan pengembangan aplikasi secara berkolaborasi. 


  • Sejarah GIT
Git sebenarnya akan memantau semua perubahan yang terjadi pada file proyek. Lalu menyimpannya ke dalam database. 
Kernel Linux adalah proyek perangkat lunak sumber terbuka dalam lingkup yang cukup besar. Sebagian besar waktu pemeliharaan dari kernel Linux (1991-2002), perubahan-perubahan pada perangkat lunak diberikan sebagai patch dan berkas terarsipkan. Pada 2002, proyek kernel Linux mulai menggunakan DVCS terpatenkan bernama BitKeeper.
Pada 2005, hubungan antara komunitas yang mengembangkan kernel Linux dan perusahaan komersil yang mengembangkan BitKeeper terputus, dan status bebas biaya dari alatnya dicabut. Hal ini mendesak komunitas pengembangan Linux (khususnya Linus Torvalds, pencipta Linux) untuk mengembangkan alat mereka sendiri berdasarkan beberapa pelajaran yang telah mereka pelajari ketika menggunakan BitKeeper. Beberapa sasaran dari sistem baru tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Kecepatan
  2. Rancangan yang sederhana
  3. Dukungan yang kuat untuk pengembangan non-linier (ribuan cabang paralel)
  4. Benar-benar tersebar
  5. Mampu menangani proyek besar seperti Linux secara efisien (kecepatan dan ukuran data)
Sejak kelahirannya pada 2005, Git telah berevolusi dan berkembang untuk dapat digunakan dengan mudah namun tetap memiliki kualitas awal tersebut. Git sangat cepat, sangat efisien dengan proyek-proyek besar, dan Git memiliki sistem percabangan yang hebat untuk pengembangan non-linear.


  • Kelebihan GIT
Akan sangat memudahkan developer dalam berpartisipasi dalam sebuah pengembangan project yang dilakukan oleh banyak orang.
Akan dapat memudahkan dalam melakukan dokumentasi project, baik dari sisi source code ataupun perubahan fungsi.
Perubahan yang terjadi pada setiap file nantinya akan di commit sehingga dapat terlihat.
Repositasi juga dapat disimpan secara offline maupun online.
Kemudahan dalam desain sehingga sangat mudah untuk dipahami.


  • Kelemahan GIT
Tidak optimal dalam melakukan pengembang tunggal
Dukungan yang ditunjukkan dalam windows sangat terbatas jika dibandingkan dengan linux.


  • Manfaat GIT
  1. Sangat mudah dalam penggunaannya.
  2. Ada checkpoint sendiri ketika adanya perubahan yang terjadi pada sebuah kode.
  3. Dapat menyimpan seluruh versi source code.
  4. Bisa berkontribusi dalam berbagai proyek yang sifatnya open-source.
  5. Bisa memahami cara mendeploy sebuah aplikasi modern
  6. Bisa memahami cara untuk berkolaborasi sebuah atau beberapa proyek.


  • Instalasi di Windows
1. Download File GIT
Untuk menginstall Git, Anda perlu mengunduh file-nya terlebih dahulu di situs resminya. Download sesuai tipe sistem operasi pada komputer Anda. Apabila tipe sistem operasi komputer Anda 64bit,  pilih Git yang mendukung Windows 64bit. Tujuannya adalah agar tidak terjadi error saat proses instalasi Git.

2. Install GIT
Setelah selesai mengunduh file Git, buka setup aplikasi Git untuk memulai proses instalasi. Halaman awal setelah Anda membuka setup aplikasi Git adalah tampilan Document License dari Git. Klik Next untuk melanjutkan instalasi.

Cara Install Git

3. Tentukan lokasi instalasi GIT
Selanjutnya, pilih lokasi untuk install Git pada komputer Anda. Pada tutorial ini kami menginstall di lokasi C:\Program Files\Git. Setelah menentukan lokasi instalasi Git, klik Next untuk melanjutkan .

Cara Install Git

4. Pilih komponen tambahan
Kemudian pilih komponen tambahan untuk install Git. Fungsi komponen ini adalah untuk memperlancar penggunaan Git dan mendukung file dengan kapasitas besar. Sesuaikan komponen tambahan yang dipilih seperti pada gambar di bawah ini. Jika sudah klik Next untuk melanjutkan instalasi.

Cara Install Git

5. Tentukan Nama Aplikasi GIT
Sebenarnya Anda bebas mengganti nama aplikasi Git yang akan ditampilkan pada Start Menu. Akan tetapi, demi kemudahan saat mencari aplikasi ini, sebaiknya gunakan nama Git saja.  

Cara Install Git

6. Tentukan file editor
Untuk mengedit script melalui Git, Anda memerlukan file editor. Anda bebas menggunakan file editor apa pun untuk dikombinasikan dengan Git. Pada tutorial ini, kami menggunakan Vim Editor. Klik Next apabila Anda sudah menentukan file editor yang akan Anda gunakan.

Cara Install Git

7. Atur Path Environment
Selanjutnya adalah pengaturan Path Environment. Path Environment berfungsi untuk mengeksekusi perintah perintah pada Git. Pilih Git from the command line and also from 3rd-party software agar saat menjalankan perintah Git dapat dikenali di Command Prompt (CMD) pada Windows.

Cara Install Git

8. Pilih Aplikasi SSH
Kemudian untuk mengeksekusi SSH, Anda bisa menggunakan aplikasi dari Git atau  dari platform lain seperti PuTTY dan Bitvise. Pada tutorial ini kami menggunakan Use OpenSSH, aplikasi default SSH dari Git. Klik Next untuk melanjutkan instalasi.

Cara Install Git

9. Pilih Line Ending
Selanjutnya, Anda perlu memilih pengaturan line ending. Pada tutorial ini kami memilih Checkout Windows-style, commit Unix-style line endings. Klik Next untuk melanjutkan instalasi.

Cara Install Git

10. Pilih Emulator Terminal
Setelah itu, Anda perlu memilih emulator terminal yang akan digunakan. Anda bisa menggunakan Command Prompt atau MinTTY. Karena ingin menggunakan Command Prompt, pada tutorial ini kami memilih Use Windows’ default console windows. Klik Next untuk melanjutkan instalasi.

Cara Install Git

11. Tentukan opsi ekstra
Terdapat beberapa opsi ekstra yang bisa Anda pilih. Pertama, pilih Enable File System Caching agar Git memiliki fungsi system caching. Kedua, pilih Enable Git Credential Manager agar Git bisa dikombinasikan dengan aplikasi lain seperti Visual Studio, Android Studio, dan GitHub. Klik Next untuk melanjutkan instalasi.

Cara Install Git

12. Mulai proses Instalasi
Setelah menambahkan konfigurasi ekstra pada Git, Anda bisa memulai proses instalasi Git. Klik Install untuk melanjutkan proses.

Cara Install Git

Berikut ini adalah tampilan proses instalasi Git. Tunggu hingga proses selesai dan Anda bisa menggunakan Git pada Windows.

Cara Install Git

13. Cek versi GIT
Setelah proses instalasi selesai, Anda perlu mengecek apakah instalasi Git berhasil atau tidak. Anda bisa mengeceknya melalui Command Prompt. Klik Win+R lalu ketik CMD untuk membuka Command Prompt seperti di bawah ini.

Cara Install Git

Selanjutnya masukkan perintah berikut untuk cek versi git dan cek apakah Git sudah terinstall di komputer Anda.
git --version
Jika Git berhasil terinstall, Anda akan melihat tampilan seperti di bawah ini yang menunjukkan versi Git. 

Cara Install Git

 


  • Instalasi di Linux
Update Linux Ubuntu
Sebelum memulai instalasi Git, Anda perlu mengupdate Linux Ubuntu untuk memperbarui package-package pada Linux. Masukkan perintah berikut untuk update Linux Ubuntu.
~# sudo apt-get update

Cara Install Git

1. Install GIT
Setelah proses update Linux Ubuntu selesai, Anda bisa memulai instalasi Git menggunakan perintah berikut:
~# sudo apt-get install git

Cara Install Git

2. Cek versi GIT
Setelah proses instalasi selesai, Anda perlu mengecek apakah instalasi berhasil atau tidak. Gunakan perintah berikut untuk mengecek keberhasilan instalasi Git:
~# git --version


  • Installasi di MacOS
Ada beberapa cara untuk menginstall Git di Mac OS X, tapi jika di Mac Os X terminal kamu sudah terinstall XCode maka Git sudah terinstall dengan sendirinya. Untuk mencari tahu apakah itu sudah terinstall, jalankan
git --version
Jika sudah maka akan keluar “git version 2.7.0 ( Apple Git-66)”
Installer Git untuk Mac :
Download Git terbaru di https://sourceforge.net/projects/git-osx-installer/files/
Ikuti langkah sampai selesai.
Setelah selesai menginstall buka Terminal atau iTerm yang ada di Mac dan verify dahulu apakah sudah terinstall :

1

2

3

4

5

 

╭─NAN@Milan.local ~

╰─➤ git --version

   

git version 2.21.1 (Apple Git-122.3)

 

Kemudian lakukan configurasi

1

2

3

4

5

 

╰─➤ git config --global user.name "nan winata"

   

╭─NAN@Milan.local ~

   

╰─➤ git config --global user.email "nanwinata@gmail.com"

 

 
 

  • Perintah Dasar GIT

  1. Git init : untuk membuat repository pada file lokal yang nantinya ada folder .git
  2. Git status : untuk mengetahui status dari repository lokal
  3. Git add : menambahkan file baru pada repository yang dipilih
  4. Git commit : untuk menyimpan perubahan yang dilakukan, tetapi tidak ada perubahan pada remote repository.
  5. Git push : untuk mengirimkan perubahan file setelah di commit ke remote repository.
  6. Git branch : melihat seluruh branch yang ada pada repository
  7. Git checkout : menukar branch yang aktif dengan branch yang dipilih
  8. Git merge : untuk menggabungkan branch yang aktif dan branch yang dipilih
  9. Git clone : membuat Salinan repository lokal


  • Git dan GitHub
Git dan Github menangani commands secara berbeda. Developer yang menggunakan Git dapat menggunakan command- line tool, yaitu pengubah kode dan dapat digabungkan menuju perangkat lokal. Sedangkan, Github menyediakan interface grafis berbasis cloud sebagai untuk melakukan seluruh tugas.


  • Definisi GitHub

git

GitHub adalah website yang digunakan untuk menyimpan dan mengelola kode suatu project. Anda dapat membuat atau mengupload kode Anda ke server GitHub dan kemudian melakukan coding secara online.
Hal tersebut dimungkinkan karena GitHub dibangun atas dua sistem utama, yaitu version control dan Git.
Version control adalah sistem yang mencatat semua perubahan kode pada project. Sistem ini penting agar Anda bisa melihat semua riwayat perubahan kode.
Sedangkan, Git adalah sebuah distributed version control yang membuat riwayat perubahan kode bisa diakses oleh semua orang di dalam project. Bukan hanya pencipta kodenya saja seperti di version control biasa.
Sebenarnya, Git hanya bisa digunakan melalui command line sehingga kurang ramah untuk pemula. Namun, dengan GitHub, Anda bisa menggunakan Git melalui user interface (UI) yang mudah dipahami.
Lalu, kode apa saja yang bisa Anda kelola di GitHub? GitHub sendiri mendukung cukup banyak bahasa pemograman populer seperti C++, Java, PHP, dan Python.
Menariknya, GitHub bisa Anda gunakan secara gratis untuk membuat unlimited project. 
Namun, bila ingin mendapatkan fitur tambahan seperti keamanan yang lebih baik dan support langsung dari tim GitHub, tersedia juga versi berbayar dengan harga mulai dari $4 per orang/bulan.
Setelah Anda tahu apa itu GitHub, saatnya mempelajari apa saja fungsi GitHub.

  • Fungsi GitHub
Memudahkan kolaborasi pengerjaan project 
Dengan distributed version control, semua developer atau anggota tim bisa mengakses dan mengelola kode di satu tempat. Misalnya, melakukan review code bersama, diskusi perbaikan bug, dan sebagainya. 
Selain itu, GitHub juga menyediakan fitur project manajemen berbentuk papan kanban layaknya Trello. Fitur ini tentu sangat berguna bagi Anda yang mempunyai banyak project. Sebab, Anda bisa lebih mudah menentukan prioritas kerja, mengatur workflow, hingga melihat progress project.
Mencegah perubahan kode yang dapat merusak kode asli
Dengan fitur Branch, Anda bisa membuat “cabang” dari kode utama project. Sehingga, Anda dapat melakukan perubahan pada kode tersebut tanpa berefek langsung ke kode utama. Sangat berguna bila Anda ingin memperbaiki bug atau mencoba menambahkan fitur baru.
Nah, setelah Anda yakin perubahan tersebut berhasil, Anda bisa langsung menggabungkan branch tersebut ke kode utama.
Sebagai portofolio bagi developer
Di GitHub, Anda dapat mengatur project atau kode yang Anda kerjakan untuk ditampilkan secara publik. Hal ini akan menunjukkan kemampuan Anda sebagai seorang profesional.
Dengan begitu, calon klien atau perusahaan incaran bisa langsung melihat karya dan kontribusi Anda ke berbagai project sesuai keahlian Anda.


  • Beberapa istilah dalam GitHub



  • Definisi GitLab

gitlab

Gitlab adalah sebuah layanan yang memungkinkan Anda memiliki remote access ke Git repositories. Gitlab akan menghosting kode Anda, juga memberikan berbagai fitur untuk memanajemen siklus pengembangan software. Fitur-fitur milik Gitlab ini misalnya untuk mengelola pembagian kode antar orang-orang yang terlibat dalam sebuah proyek, memeriksa bug, wiki space, dan lain-lain.
Dengan menggunakan Gitlab Anda dapat menggunakan sistem manajemen git-repository yang di-host-sendiri dan menjaga code private penggunanya. Fungsi dari layanan ini adalah agar Anda bisa dengan mudah berkolaborasi dan mengecek perubahan kode. Saat ini, Gitlab memiliki 4 versi yakni Gitlab Community Edition, Gitlab Enterprise Edition, Gitlab.com, dan Gitlab CI.

  • Keunggulan GitLab
1. Adanya GitLab yang open-source
Salah satu keunggulan Gitlab adalah adanya versi open-source yakni Gitlab CE. Gitlab CE memungkinkan penggunanya untuk menemukan di mana server kode mereka berada (present). Kemudahan dalam menggunakannya juga dapat Anda jadikan pertimbangan untuk mulai menggunakan layanan ini segera. Selain itu, Gitlab juga menyediakan public repositories dan private yang dapat Anda gunakan secara gratis tanpa batas.
2. Memudahkan kolaborasi antar developer
Keunggulan lain Gitlab adalah kemampuannya untuk bisa membagikan sejumlah kecil kode dari suatu proyek, sehingga developer dapat fokus mengerjakan bagian mereka saja. Orang-orang yang terlibat dalam proyek tersebut tidak perlu memiliki keseluruhan kode dalam proyek untuk bisa mengerjakannya.
3. Mendukung parallel builds
Dengan menggunakan Gitlab, Anda tentunya dapat menjalankan proses build software pada server yang berbeda-beda secara paralel. Selain itu, layanan Gitlab juga cukup stabil dalam fitur yang satu ini. Sehingga, Anda tidak perlu khawatir proses build ini akan mengganggu repositori proyek asalnya.
4. Real Time Logging
Gitlab membuat Anda bisa memantau proses pengembangan website setiap saat dengan real-time logging yang terus diperbarui. Hal ini tentunya sangat berguna bagi Anda untuk mengawasi dan mengawasi kinerja tim developer yang bekerja dengan Anda.

  • Kekurangan Gitlab
1. Tidak secepat GitHub
Proses menggunakan repository dalam Gitlab membutuhkan waktu yang lebih lama daripada Github. Banyaknya fitur yang ada pada Gitlab layanan ini jadi cukup berat.Hal ini mungkin tidak cocok bagi Anda yang sedang mencari layanan yang bisa dioperasikan dengan cepat dan ringan.
2. Butuh waktu untuk berpindah halaman
Kekurangan lainnya dari gitlab adalah dari aspek interfacenya. GitLab memiliki interface yang sangat menarik dan interaktif. Interface ini membuat Anda sangat mudah untuk menggunakan berbagai versi yang tersedia di Gitlab. Namun, juga membutuhkan waktu untuk memuatnya dan berpindah dari satu halaman ke halaman lainnya.

  • Fitur GitLab
  1. GitLab hosts proyek software (private) Anda secara gratis.
  2. GitLab Adalah platform untuk mengelola Git repositories.
  3. GitLab menawarkan private repositories dan free public, pelacakan masalah, dan wiki.
  4. GitLab adalah user friendly web interface layer di atas Git, yang meningkatkan kecepatan bekerja dengan Git.
  5. GitLab menyediakan sistem Continuous Integration (CI) untuk mengelola proyek dan menyediakan user interface bersama dengan fitur-fitur lain dari GitLab.

  • Perbedaan GitHub dan GitLab

 



  • Cara menggunakan perintah GIT pada Github
requirement :
1. Download dan install GIT
2. Buatlah akun GitHub
Sebenarnya ada berbagai tools lainnya yang membantu dalam pengaplikasian Git. Contohnya: GitKraken dan GitHub Desktop. Tools ini secara GUI sangat praktis. Namun, bagi pemula yang baru belajar Git, lebih baik membiasakan diri dengan bash Command Line Interface (CLI).
Setelah kamu menyelesaikan requirement yang saya berikan, saatnya mulai belajar Git. Silakan ikuti tutorial di bawah ini:
Langkah #1 : Pastikan kamu masuk terminal Git terlebih dahulu.
Catatan:

cara menggunakan Git bash here

Bagi kamu pengguna Windows, langsung saja klik kanan pada area folder kosong. 
Selanjutnya, cari dan klik Git Bash Here.

Langkah #2 : Masukkan Username dan Email menggunakan perintah di bawah ini.
git config --global user.name "Your name here"
git config --global user.email "your_email@example.com"
Catatan:
Ganti kata di dalam petik dua dengan username dan emailmu
Langkah ini hanya diperlukan bagi kamu yang baru pertama kali memasang Git. Jika kamu sudah pernah menggunakan Git langsung masuk ke langkah#3.

Langkah #3 : Login ke akun GitHub milikmu.

Halaman login GitHub


Langkah #4 : Setelah berhasil login, klik ikon plus pada bagian kanan atas halaman aktif GitHub. Selanjutnya, klik New Repository.

Posisi menu pembuatan repository.


Langkah #5 : Isi kolom Repository Name dengan nama yang kamu suka. Pastikan menu lainnya terisi sesuai dengan gambar yang saya contohkan. Jika sudah sama, klik Create Repository.

Halaman pengaturan repository GitHub


Catatan :

Ada tiga hal penting yang perlu kamu pahami dari halaman repository di atas:

1. Repository

Merupakan sebuah folder pusat yang berfungsi untuk menyimpan source code. Owner dapat membatasi hak akses repository pada anggota tim pengembang yang lain. Hanya anggota tim yang kamu beri izin yang dapat membaca, menulis dan menghapus file di repository. Pengaturan akses perizinan ini terdapat pada Collaborator. 

2. Collaborator

Merupakan user lain yang kamu beri akses untuk memodifikasi isi dari repository. 

3. Checkbox Initialize this repository with a README 

Dapat kamu centang atau tidak, karena hanya berpengaruh pada pembuatan berkas README.


Langkah #6 : Salin link yang ada pada form quick setup.

Perhatikan gambar di bawah ini:

Link untuk mengakses berkas repository GitHub.


Catatan:

Link ini merupakan link untuk mengambil, mengubah, maupun menghapus berkas pada repository. Hak akses user tergantung dengan pengaturan Collaborator. Owner memiliki hak akses penuh terhadap repository. Jadi, sebagai owner kamu bebas memodifikasi repository milikmu.


Langkah #7 : Masuk ke terminal kamu. Selanjutnya, pergi ke direktori tujuan penyimpanan repository. Kemudian, ketikkan git clone + link yang sudah kamu salin pada langkah #6.

Aplikasi perintah Git Clone pada terminal.

Catatan:

1. Bagi kamu pengguna Windows, langsung saja klik kanan pada area folder kosong. Selanjutnya, pilih dan klik Git Bash Here.

2. Bagi kamu pengguna LInux maupun MacOS, silahkan menyesuaikan dengan terminal masing-masing.

3. Apabila kamu cloning dari repository orang lain mungkin kamu bisa mengambil berkasnya. Akan tetapi, kamu tidak bisa menambahkan, mengubah maupun menghapus berkas. Hali ini karena kamu belum diberi akses pada collaborator repository.


Langkah #8 : Setelah sukses mengambil repository maka kamu dapat menambahkan berkas apapun pada folder tersebut.

Catatan:

Pastikan hanya mengunggah berkas yang berkaitan dengan pengembangan perangkat lunak.


Langkah #9 : Untuk menambahkan berkas, ketikkan git add. Setelah sukses menambahkan berkas ketikkan git commit –m “Initial Commit“. Dan terakhir ketikkan git push origin master.

Catatan:

Git Add, Git Commit & Git Push Origin Master

  1. Tanda “ . “ berarti menambahkan apapun yang baru pada folder tersebut. Atau menambahkan apapun yang telah diubah dari berkas sebelumnya. Kamu bisa menambahkan berkas tertentu saja dengan cara git add index.html.

  2. git commit –m merupakan perintah untuk memberikan pesan terhadap berkas yang diunggah. Kamu dapat mengganti pesan di dalam simbol ‘petik dua (“…..”) dengan pesan yang lain.

  3. Perintah master merupakan nama cabang utama dalam repository milikmu. Istilah kerennya adalah branch. Kamu bisa melihat cabang utama pada akhir dari direktori. Perhatikan saja tanda warna kuning pada halaman terminal.

  4. Apabila kamu disuruh untuk login lagi setiap kali akses maka ikuti saja sesuai perintah. Namun apabila kamu mulai merasa terganggu, silahkan coba tips ini. Cari tutorial cara menggunakan ssh dalam GitHub. Pelajari dan praktekkan.


Langkah #10 : Setelah kamu sukses dalam mengunggah berkas ke GitHub, silahkan pergi ke repository.

Perhatikan gambar di bawah ini:

Catatan:

Apabila berkas yang kamu unggah sudah sesuai, berarti kamu telah berhasil menambahkan berkas.


  • Cara Menggunakan Stash dan Pull pada Git

Langkah #1 : Buka terminal kamu dan sesuaikan dengan direktori folder yang terhubung dengan repository GitHub. Untuk pengguna Windows, langsung saja klik kanan pada folder kosong dan pilih Git Bash Here.


Langkah #2 : Ketikkan perintah git stash.


Langkah #3 : Ketikkan perintah git pull.


Langkah #4 : Ketikkan perintah git stash pop.


Langkah #5 : Pada tahap ini, kamu tinggal melakukan push ke repository seperti cara menggunakan perintah GitHub di atas.

Catatan:

  1. Hal di atas merupakan dasar penggunaan git stash dan git pull. Akan tetapi, dalam praktik nyata akan berbeda. Biasanya, collaborator harus menggunakan lebih sedikit kombinasi dengan perintah dan kondisi.

  2. Bagi kamu yang baru belajar tentang Git, sebaiknya kamu banyak praktik. Coba pakai git stash dan git pull pada project skala kecil. Misal: 1-3 orang. Lakukan berulang-ulang sampai paham.



  • Cara Membuat Branch pada Git

Langkah #1 : Buka terminal kamu dan sesuaikan dengan direktori folder yang terhubung dengan repository GitHub. Untuk pengguna Windows maka kamu bisa menggunakan Git Bash Here.

Posisi Git Bash Here.


Langkah #2 : Ketikkan git branch x_features. Selanjutnya, ketikkan git checkout x_features.

cara menggunakan Branch Git


Catatan :

  1. Nama x_features ini bisa kamu ganti dengan nama branch apapun. Bebas sesuai keinginan kamu.

  2. Fungsi dari git checkout adalah untuk memindahkan fokus branch. Kamu bisa lihat sebelum menggunakan git checkout berada pada master branch. Dan setelah menggunakan git checkout,

  3. Kamu bisa pindah branch yang lain. Apabila kamu ingin balik ke branch master, kamu bisa pakai git checkout master.


Langkah #3 : Pada tahap ini, kamu sudah masuk ke branch baru, yaitu x_features. Setelah itu, kamu bisa menambahkan berkas apapun ke branch tersebut. Kamu tidak perlu takut master branch-mu rusak. Jika kamu melakukannya dengan benar, semua akan aman.

cara menggunakan Branch Git 02

Catatan:

Kamu masih ingat dengan perintah git push origin master? Kata master ini ditujukan untuk master branch. Ada kasus menarik saat kamu ingin mengunggah berkas repository ke branch lain. Kamu harus menulis perintah git push origin master diikuti dengan nama branch yang diinginkan. Sebelum ini, kamu harus pindah dulu ke branch tersebut menggunakan git checkout.




BAGIAN. 2

PENGENALAN HTML


  • Sejarah HTML

HTML pertama kali diciptakan pada tahun 1980 oleh IBM dengan mengembangkan sebuah bahasa pemrograman yang saat itu diberi nama GML atau Generalized Markup Language. Pada tahun 1986 GML berganti nama menjadi SGML atau Standar Generalized Markup Language. Kemudian berganti nama lagi pada tahun 1989, waktu itu oleh Tim BernesLee dari CERN diberi nama HTML. Sejak awal tahun 1990-an, HTML atau Hypertext Markup Language telah menjadi teknologi utama untuk web. HTML pertama kali muncul di internet dalam bentuk teks, seperti halnya sebuah file.txt biasa.


  • Definisi HTML 

HTML atau Hypertext Markup Language adalah bahasa markah standar untuk dokumen yang dirancang untuk ditampilkan di peramban internet. HTML pertama kali dibuat oleh Tim Berners-Lee yang merupakan fisikawan di lembaga penelitian CERN, Swiss. Berners-Lee mempunyai ide atau pemikiran mengenai sistem hypertext berbasis internet sekitar tahun 1991. Secara umum, fungsi HTML adalah untuk mengolah serangkaian data dan informasi sehingga suatu dokumen dapat diakses dan ditampilkan di Internet melalui layanan web.

Selain itu HTML juga disebut sebuah bahasa formatting yang digunakan untuk membuat sebuah halaman website. Di dalam dunia pemrograman berbasis website(Web Programming), HTML menjadi pondasi dasar pada halaman website. sebuah file HTML disimpan dengan ekstensi .html (dot html). dan dapat dieksekusi atau diakses menggunakan web browser(Google Chrome, Mozilla Firefox, Opera, Safari dan lain-lain). seperti yang sudah dijelaskan, HTML adalah dasar dari sebuah website. untuk membuat sebuah website tidak cukup hanya menggunakan HTML, kita memerlukan bantuan CSS, JavaScript dan PHP untuk membuat sebuah website yang dinamis. jika halaman website dibuat hanya menggunakan HTML saja maka halaman website tersebut disebut halaman statis karena tidak memiliki aksi atau fungsi-fungsi yang dapat mengelola website tentu developer akan sangat disibukkan dengan harus mengubah lagi file HTML setiap ingin mengupdate artikel.


  • Kegunaan HTML

HTML berfungsi sebagai pondasi sebuah halaman website. adapun yang dapat dilakukan dengan HTML adalah sebagai berikut :  

- Membungkus element-element tertentu sesuai kebutuhan.

- Membuat heading atau format judul.

- Membuat Tabel. 

- Membuat List. 

- Membuat Paragraf. 

- Membuat Form. 

- Membuat Tombol. 

- Membuat huruf tebal. 

- Membuat huruf miring. 

- Menampilkan gambar.

- Menampilkan video, dsb.

Sampai saat ini HTML sudah sampai pada versi 5. HTML5 sudah memiliki banyak sekali fitur tambahan salah satunya, dengan HTML5 memungkinkan kita untuk membuat streaming video tanpa bantuan adobe flash. Jadi kesimpulan dari pengertian HTML ini adalah HTML merupakan pondasi dasar dari pembuatan sebuah website. untuk mengeksekusi atau menjalankan file html harus menggunakan web browser dan file html disimpan dengan ekstensi .html (dot html).


  • Teks Editor dan Web Browser

Text editor adalah suatu software yang memungkinkan seseorang untuk membuka, melihat, dan mengedit file plain text atau teks biasa. Contoh :

  1. Notepad++

  2. Sublime Text

  3. Visual Code Studio

  4. Komodo Edit

  5. Atom

Web browser adalah suatu perangkat lunak atau software yang digunakan Untuk mencari informasi atau mengakses situs-situs yang ada di internet. Contoh :

  1. Google Chrome

  2. Mozilla Firefox

  3. Safari

Untuk pembelajaran ini kita akan menggunakan teks editor VSCode (link download) dan web browser Google Chrome (link download)


  • Struktur Dasar HTML

Dokumen HTML harus memiliki struktur dasar yang terdiri dari 4 bagian utama yaitu: tag DOCTYPE, tag html, tag head, dan tag body. Keempat bagian tersebut adalah syarat minimal yang menjadi standar pada struktur global dokumen HTML dari W3C.



  • Penjelasan Sturktur Dasar HTML

  1. DOCTYPE atau DTD

DOCTYPE yang merupakan singkatan dari Document Type Declaration dan juga dikenal sebagai DTD adalah deklarasi dokumen yang digunakan untuk menginfokan tipe dokumen dan versi HTML yang digunakan kepada aplikasi web browser. Penulisan DOCTYPE harus berada pada awal dokumen.

Sesuai pada contoh diatas, penulisan DTD atau DOCTYPE ini berada diawal yaitu sebelum tag <html>. Pada versi HTML sebelumnya, penulisan DTD ini lebih panjang dengan menyebutkan URL dan mode halaman yang digunakan namun hal tersebut tidak berlaku untuk HTML5. Pada HTML5 penulisan lebih disederhanakan menjadi <!DOCTYPE html>.

  1. Tag <html>

Tag html digunakan untuk menginformasikan pada aplikasi web browser bahwa tipe dokomen tersebut adalah HTML. Tag html juga menjadi wadah untuk semua elemen HTML. Jadi, semua elemen harus berada di dalam tag tersebut kecuali DOCTYPE karena DOCTYPE bukan termasuk elemen melainkan deklarasi dokumen.

Tag html merupakan tag yang membutuhkan penutup tag. Jadi kita harus menutup tag tersebut di akhir dokumen seperti contoh diatas <html> pada baris ke 2 dan diakhiri dengan </html> pada baris ke 9 (akhir dokumen).

3. Tag <head>

Tag head merupakan tag yang berisi informasi tentang halaman yang tidak ditampilkan di halaman web browser. Misalnya: source css, js atau lainnya yang berasal dari luar, informasi meta, title, dan lainnya. Namun, khusus untuk tag <title> akan ditampilkan di title bar pada web browser. Tag <title> adalah tag yang berada di dalam head HTML yang berfungsi untuk menampilkan judul halaman web pada title bar web browser.

Untuk penulisan tag head juga membutuhkan penutup tag. Contoh pada kode di atas, tag <head> dibuka pada baris ke 3 dan ditutup dengan tag penutup </head> pada baris ke 5.

4. Tag <body>

Tag body merupakan tag yang berisi elemen-elemen yang ditampilkan di halaman web. Misalnya teks yang berupa paragraph <p>, heading <h1> hingga <h6>, menampilkan gambar <img />, membuat tabel <table>, dan lainnya. Di dalam tag body inilah konten visual dari halaman web ditempatkan.

Penulisan tag body juga perlu penutup tag. Pada contoh di atas, tag <body> dimulai pada baris ke 6 dan ditutup </body> pada baris ke 8.


  • Cara Membuat File HTML

  1. Buka Visual Code Studio

  2. Pilih File > open folder

  3. Buatlah folder baru dan beri nama folder tersebut lalu buka folder tersebut

  4. Setelah kembali ke halaman utama VScode, buatlah file index.html

  1. Ketik html, lalu pilih html:5 maka otomatis kode struktur html muncul.


  1. Untuk melihat hasil output silahkan pilih Go Live di bawah bagian Visual Studio Code.

  1. Jika tidak ditemukan Go Live pada bagian bawah, silahkan download dan instal di bagian extension. Pilih seperti di pencarian paling atas.


  1. Jika Go Live sudah terinstal, silahkan pilih Go Live untuk menjalankan perintah running, maka akan otomatis dialihkan ke halaman web untuk melihat hasil output kode.



  • Tag, Elemen dan Atribut

1. Tag adalah penanda untuk memulai dan mengakhiri elemen. Tag merupakan markup atau pembungkus yang terdiri dari 2 bagian yang disebut dengan tag awal dan tag akhir. Tag awal dinyatakan dalam bentuk <name tag> dan tag akhir dinyatakan dalam bentuk </name tag>. Contoh :

<p> Lorem ipsum</p>


2. Elemen HTML adalah nama tag atau isi dari tag yang berada diantara tag pembuka dan tag penutup. Sebuah dokumen HTML didefinisikan menggunakan elemen-elemen HTML. Elemen HTML sendiri merupakan semua yang berada diantara start tag sampai end tag. Elemen HTML dapat dibuat secara bersarang disebut Nested HTML. Nested HTML merupakan sebuah elemen atau beberapa elemen yang berada di dalam suatu elemen lain pada HTML. Contoh:

<head>

<title>Judul - Belajar HTML</title>

</head>


Suatu Dokumen HTML terdiri dari beberapa elemen yang saling berkaitan satu sama lain. Tiap-tiap elemen diapit oleh tanda lebih kecil (<) dan tanda lebih besar (>). 

Elemen HTML 

Elemen HTML atau Tag <html>  berfungsi sebagai Tag pembuka dan Tag penutup suatu dokumen HTML. Semua Elemen lainnya, Tag atau kode HTML akan ditulis dan dicantumkan di dalam Elemen HTML. 

Elemen Head

Elemen Head atau kepala dari dokumen HTML merupakan Header dari dokumen HTML. Element ini terletak diantara Tag <html>  dan Tag </html>. Elemen ini dibuka dengan Tag <head> dan ditutup dengan Tag </head>.

Elemen Title 

Elemen Title merupakan judul dari dokumen HTML yang ditampilkan pada judul jendela browser. Elemen ini terletak diantara Tag <head> dan Tag </head> . Element ini dibuka dengan Tag <title> dan ditutup dengan Tag </title>. 

Elemen Body 

Elemen Body merupakan Elemen yang nantinya akan menampilkan isi dari dokumen HTML. Elemen ini terletak dibawah Tag </head> dan diapit diantara Tag <html>  dan Tag </html>. Elemen ini dibuka dengan Tag<body> dan ditutup dengan Tag </body>.


3. Atribut HTML merupakan bagian dari Elemen HTML. Atribut bisa digunakan sebagai informasi tambahan pada suatu Tag HTML, informasi tersebut bisa berupa perintah untuk mengatur background, size, dsb. Contoh :

<body>

<a href="https://www.profileMe/index.com> Home </a>

</body>

Pada contoh diatas terdapat atribut href dengan nilai sebuah link yang berada didalam Tag<a> , atribut href tersebut berfungsi untuk mengarahkan link ke alamat tujuan sesuai dengan url yang tercantum.


4. Seperti dalam bahasa pemrograman yang lainnya, HTML juga memiliki komentar yang dapat digunakan untuk menjelaskan bagian-bagian dari isi web dokumen. Penulisan komentar dalam HTML sebagai berikut. 

<!-- isi komentar -->

Suatu komentar pada HTML ditandai dengan tanda <!--  sebagai pembuka dan tanda --> sebagai penutupnya.



  • Macam-macam Tag
1. Tag Dasar

2. Tag Judul


3. Tag Paragraf 

Tag Paragraf pada dokumen HTML adalah Tag yang berfungsi untuk membuat paragraf pada dokumen HTML. Penulisan Tag tersebut dalam HTML menggunakan Tag <p>. Berikut penulisan Tag<p> pada dokumen HTML.

<p> . . . isi paragraf . . .</p>

Saat Tag tersebut digunakan, Tag tersebut akan menambahkan sebuah baris kosong di atas dan di bawah teks yang kita tulis di dalam Tag. Baris-baris kosong tersebut berfungsi untuk memisahkan paragraf tersebut dari paragraf-paragraf yang lainnya.


4. Tag Style 


5. Tag Heading 

Untuk membuat heading pada Dokumen Html yang nantinya akan ditampilkan pada Web Browser, HTML menyediakan Elemen Heading yang dimulai dari Tag <h1> sampai Tag <h6> pada umumnya, font dasar yang digunakan pada web browser adalah Times New Roman dengan ukuran 16px. Tiap-tiap elemen heading pada Html mempunyai font dan ukuran standar yang semuanya ditentukan dari font dasar yang digunakan pada browser.


6. Tag Formating

Teks pada Html yang akan ditampilkan pada Web Browser dapat diformat secara khusus untuk menunjukkan perbedaan dan penekanan terhadap maksud dan tujuan dari teks tersebut. format tersebut bisa berupa Teks Tebal, Teks Penting, Teks Miring, dsb. berikut Tabel berisi 11 Tag khusus.


7. Tag Gambar


8. Tag Form


9. Tag Tabel


10. Tag Daftar/List


  • Macam-macam Atribut

Berikut merupakan contoh atribut yang sering digunakan.



Selain materi di atas, silahkan teman - teman wajib juga mempelajari referensi berikut untuk lebih paham mengenai HTML.

Selain materi di atas, silahkan teman-teman wajib juga mempelajari referensi berikut untuk lebih paham mengenai Version Control GIT.


 

 



Last modified: Monday, 13 February 2023, 10:27 AM