Pada materi ini mahasiswa mampu memahami konsep design thinking dan mempraktikan fase emphatise
Mengenal Design Thinking
Dalam dunia UI/UX kita mengenal istilah Design Thinking. Secara konsep, Design Thinking merupakan cara atau langkah yang bisa kita ambil untuk memecahkan suatu masalah dengan prinsip praktis serta kreatif. Dalam penerapannya, Design Thinking mengacu pada keinginan dan kenyamanan users atau pengguna. Manfaat yang bisa didapat dari penerapan Design Thinking antara lain:
Mampu diterapkan pada berbagai jenis perusahaan
Menciptakan inovasi baru
Menghemat biaya
Mengurangi waktu proses desain
Beberapa tahapan yang biasa dilakukan seorang UI/UX Designer untuk menerapkan konsep ini diantaranya Empathize, Define, Ideate, Prototype, dan Testing. Peran penting dari Design Thinking yaitu untuk memastikan bahwa produk yang kita rancang dapat memenuhi semua kebutuhan target pengguna. Dengan begitu, target pasar akan mudah dijangkau dengan akan berkembang semakin luas.
Kegiatan dalam Empathizing Phase
Sesuai namanya, Empathizing Phase atau tahap untuk berempati merupakan proses dimana kita sebagai UI/UX Designer dituntut untuk dapat memahami pengguna.
Apa saja kesulitan yang dialami mereka ketika menggunakan produk ? Apa yang kurang dari produk ini ? Apa yang mereka inginkan ?
Disini kita diharuskan untuk mampu fokus mendengarkan mereka dan mampu untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya. Dari informasi tersebut, kita dapat menyimpulkan langkah apa yang selanjutnya harus ditempuh untuk menyelesaikan masalah tersebut. Beberapa metode yang bisa dicoba pada fase empati ini antara lain:
Empathy Interview
Observasi
Understanding Extreme Users
Research Questionnaire and Empathy Map
Cara menyusun Research Questionnaire
Sebuah research tentunya menjadi hal yang sangat penting untuk menunjang pembuatan Empathy Map. Pada proses ini, kita melakukan observasi pencarian data atau informasi untuk mendasari suatu ide atau lingkup permasalahan yang dipilih. Kita dapat membuat kuesioner baik secara langsung maupun tidak langsung yang nantinya akan sangat membantu dalam collecting data. Tentunya, target kuesioner haruslah diberikan kepada pengguna tertentu yang memiliki keterkaitan akan kebutuhan yang spesifik akan permasalahan yang dipilih. Secara garis besar, goals dalam proses ini kita bisa memenuhi tiga jenis pertanyaan yaitu :
Obstacles, mengetahui permasalahan yang benar-benar dialami pengguna
Actions, memperoleh informasi akan kebiasaan yang dilakukan pengguna
Solutions, memperoleh informasi tentang apa yang pengguna harapkan serta saran solusi yang diinginkan