B. MACAM – MACAM SENSOR DAN TRANSDUSER
1. Klasifikasi Sensor dan Transduser
Sensor dan transduser dapat diklasifikasi berdasarkan beberapa hal, yaitu: pemakaiannya atau penggunaannya, metode pengubahan energi dan sifat-sifat dari sinyal keluaran
a. Klasifikasi sensor berdasarkan pemakaian atau penggunaannya
Berdasarkan pemakaian atau penggunaannya, sensor dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Sensor mekanis
Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan mekanis seperti perpindahan atau pergeseran, posisi gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran, level, dan sebagainya (Jaja Kustija, 2012). Contoh dari sensor mekanis adalah strain gauge, linear variable differential transformers (LVDT), load cell, bourdon tube dan lain-lain.
2) Sensor thermal
Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan suhu atau temperature pada suatu benda padat, cair, dan gas. Contoh dari sensor thermal adalah thermocouple, resistance temperature detector (RTD), thermistor dan lain-lain.
3) Sensor Optic (Cahaya)
Sensor optic adalah sensor yang dapat mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya atau bias cahaya yang mengenai suatu benda atau ruangan. Contoh dari sensor optic adalah light dependent resistor (LDR), fotodioda, dan lain-lain.
b. Klasifikasi sensor dan transduser berdasarkan metode pengubahan energinya
Berdasarkan metode pengubahan energinya, sensor dan transduser dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis (William, 1985), yaitu:
1) Self-generating transducer (Transduser pembangkit sendiri)
Self-generating transducer adalah transduser yang hanya memerlukan satu sumber energi, contoh thermocouple, photovoltatic, thermistor, piezo electric, dan lain-lain. Ciri transduser ini adalah dihasilkannya suatu energi listrik dari transduser secara langsung. Dalam hal ini transduser berperan sebagai sumber tegangan.
2) External power transducer (Transduser daya dari luar)
External power transducer adalah transduser yang memerlukan sejumlah energi dari luar untuk menghasilkan suatu keluaran. Contoh, RTD, strain gauge, LVDT, Potensiometer, NTC, dan lain-lain. Tabel berikut menunjukkan kelompok transduser.
2. Macam-macam Sensor
a. Sensor Posisi atau Perpindahan
1) Limit Switch
Limit switch adalah suatu tombol atau katup atau indicatormekanik yang diletakkan pada suatu tempat yang digerakkan secara mekanik dihubungkan atau diputuskan oleh gaya dari luar (dioperasikan oleh mekanik). Sensor pembatas, dalam artian mendeteksi gerakan dari suatu mesin sehingga bisa mengontrolnya atau memberhentikan gerakan dari mesin tersebut sehingga dapat membatasi gerakan mesin dan tidak sampai kebablasan, pemakaiannyapun sangat umum dan banyak.
Gambar. (a) Tombol Tekan, (b) Tombol Fleksibel (c) Roller
Gambar. Simbol limit switch
2) Sensor Proxymity
Proximity sensor atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan sensor jarak adalah sensor elektronik yang mampu mendeteksi keberadaan objek disekitarnya tanpa adanya sentuhan fisik.Mengapa digunakan sensor proximity, ada beberapa hal atau kondisi digunakannya sensor ini antara lain:
Sensor Proximity dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu Inductive Proximity Sensor, Capacitive Proximity Sensor, Ultrasonic Proximity Sensor dan Photoelectric Sensor. Berikut adalah penjelasan singkat tentang keempat jenis Proximity Sensor ini.
a) Inductive Proximity Sensor (Sensor Jarak Induktif)
Sensor Jarak Induktif atau Inductive Proximity Sensor adalah Sensor Jarak yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan logam baik logam jenis Ferrous maupun logam jenis non-ferrous. Sensor induktif sering digunakan sebagai pengganti saklar mekanis karena kemampuannya yang dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi dari sakelar mekanis biasa. Sensor Jarak Induktif ini juga lebih andal dan lebih kuat.
Inductive Proximity Sensor ini pada dasarnya terdiri dari sebuah osilator, sebuah koil dengan inti ferit, rangkaian detektor, rangkaian output, kabel dan konektor.
b) Capacitive Proximity Sensor (Sensor Jarak Kapasitif)
Sensor Jarak Kapasitif atau Capacitive Proximity Sensor adalah Sensor Jarak yang dapat mendeteksi gerakan, komposisi kimia, tingkat dan komposisi cairan maupun tekanan. Sensor Jarak Kapasitif dapat mendeteksi bahan-bahan dielektrik rendah seperti plastik atau kaca dan bahan-bahan dielektrik yang lebih tinggi seperti cairan sehingga memungkinkan sensor jenis ini untuk mendeteksi banyak bahan melalui kaca, plastik maupun komposisi kontainer lainnya.
Sensor Jarak Kapasitif ini pada dasarnya mirip dengan Sensor Jarak Induktif, perbedaannya adalah sensor kapasitif menghasilkan medan elektrostatik sedangkan sensor induktif menghasilkan medan elektromagnetik. Sensor Jarak Kapasitif ini dapat digerakan oleh bahan konduktif dan bahan non-konduktif.
c) Ultrasonic Proximity Sensor (Sensor Jarak Ultrasonik)
Sensor Jarak Ultrasonik atau Ultrasonic Proximity Sensor adalah sensor jarak yang menggunakan prinsip operasi yang mirip dengan radar atau sonar yaitu dengan menghasilkan gelombang frekuensi tinggi untuk menganalisis gema yang diterima setelah terpantul dari objek yang mendekatinya. Sensor Proximity Ultrasonik ini akan menghitung waktu antara pengiriman sinyal dengan penerimaan sinyal untuk menentukan jarak objek yang bersangkutan.
d) Photoelectric Proximity Sensor (Sensor Jarak Fotolistrik)
Sensor jarak fotolistrik atau Photoelectric Proximity Sensor adalah sensor jarak yang menggunakan elemen peka cahaya untuk mendeteksi objek. Sensor jarak fotolistrik terdiri dari sumber cahaya atau disebut dengan emitor dan penerima (Receiver).