Skip to main content

Planning

Work Breakdown Structure (WBS)


Apa itu Work Breakdown Structure (WBS)?

WBS adalah proses hierarki yang membagi pekerjaan proyek menjadi sub pekerjaan dan elemen-elemen pekerjaan yang lebih kecil. Dalam Kemenkeu Learning Center, WBS merupakan sebuah strategi dengan multiple level dan hierarkis. Oleh karena itu, WBS memiliki tingkatan pengerjaan yang secara tertata dapat memudahkan implementasi proyek secara efisien pada tiap hierarkinya. WBS dapat memudahkan pengelolaan sumber (resources) agar teralokasikan secara efektif, sehingga proyek dapat berjalan dengan baik.

Secara metodologis, WBS merupakan metode pengorganisasian proyek secara struktural melalui pelaporan berbentuk hierarkis. WBS bekerja sebagai sebuah struktur untuk memecahkan proses pengerjaan proyek secara bertahap pada tiap detailnya. Adanya WBS sebagai metode pengerjaan proyek juga dapat memudahkan proses pemecahan masalah pada tiap bagian-bagian yang mendetail.


Manfaat WBS

Adanya tingkatan detail ini dapat memudahkan proses manajemen proyek untuk mengembangkan jadwal, perkiraan biaya, alokasi sumber daya, dan penilaian risiko. Komponen atau elemen WBS tingkat rendah ini umumnya menjadi tonggak berjalannya proyek dan juga manajemen sumber daya untuk detail-detail di tingkat selanjutnya.

Adapun manfaat dari WBS yang dapat diringkas adalah meliputi beberapa hal sebagai berikut:

  • Memudahkan penyampaian proyek karena ada pengelompokan elemen detail untuk suatu proyek dengan orientasi tujuan maupun waktu
  • WBS dibuat oleh mereka yang mengerjakan proyek, sehingga proses implementasi lebih relevan
  • WBS memungkinkan adanya klarifikasi pekerjaan dan proses komunikasi antar ruang lingkup proyek kepada seluruh stakeholders dalam proyek tersebut
  • WBS memungkinkan adanya evaluasi pada tiap detail bertingkat pada proses pengerjaan proyek, sehingga meminimalisir cacat atau kesalahan
  • WBS dibuat dalam sebuah bagan atau ilustrasi dengan rincian grafis tertentu untuk memudahkan pemahaman para pelaku proyek
  • Metode WBS memungkinkan pengelola proyek untuk mendapatkan alokasi waktu dan biaya secara lebih efektif dan efisien


Jenis-jenis WBS

Dalam praktiknya, WBS memiliki beberapa jenis utama yang umum digunakan oleh pelaku proyek. Jenis-jenis WBS ini terbagi berdasarkan waktu dan ruang lingkup proyek saat akan dikerjakan.

Adapun jenis-jenis WBS itu adalah sebagai berikut.

  • Deliverable-based WBS


Deliverable-based WBS merupakan WBS berbasis penyampaian yang berbentuk pemecahan proyek menjadi beberapa area utama dari ruang lingkup proyek. Secara keseluruhan, WBS jenis ini bertindak sebagai akun kontrol dan lantas membagi detail proyek menjadi penyampaian beberapa paket kerja tertentu.

  • Phase-based WBS


Lain halnya dengan deliverable-basedphase-based WBS merupakan tampilan struktur WBS berbasis fase-fase hingga menampilkan hasil akhir di bagian atas. Level di bagian bawah pada WBS jenis ini secara umum menunjukkan lima fase proyek yang meliputi:

  • Inisiasi
  • Perencanaan
  • Pelaksanaan
  • Kontrol
  • Penutupan

Hampir serupa dengan deliverable-based WBS, struktur berbasis fase ini memiliki pembagian antara penyampaian proyek secara detail dengan paket-paket kerja tertentu.


Komponen WBS

Dalam pembuatan bagan WBS dan struktur pengerjaan proyek, terdapat beberapa komponen yang harus dipenuhi dan diintegrasikan secara efisien. Adapun beberapa komponen utama WBS adalah sebagai berikut.

  • Deskripsi Tugas

Komponen utama dan pertama yang harus ada dalam WBS sebuah proyek adalah deskripsi tugas. Deskripsi tugas pada WBS ini secara khusus meliputi penentuan ruang lingkup proyek, sasaran proyek, dan juga proses pengelolaan anggota tim kerja.

Dalam praktiknya, deskripsi tugas berarti pula penjabaran pekerjaan pada tiap tim kerja dengan relevansi keahlian masing-masing. Adanya deskripsi tugas yang baku dan padu dapat menunjang efisiensi pekerjaan karena tidak ada beban berlebih pada suatu tim dan juga dapat menghindari pekerjaan di luar tugas pokok sebuah tim kerja proyek.

  • Status Tugas

Status tugas merupakan kesinambungan dari deskripsi tugas pada tim kerja proyek. Umumnya, status tugas ini dikelola oleh seorang project manager yang bertujuan untuk melacak tugas atau kemajuan proses pengerjaan detail-detail proyek.

Status tugas juga dapat memudahkan project manager untuk mengoordinasikan tim dalam pengerjaan detail proyek dengan urgensi tertentu. Hal semacam ini dibutuhkan ketika pengerjaan antar tim amat bergantung. Sehingga, pengerjaan Tim Q baru dapat dilakukan setelah Tim P melaksanakan tugasnya. Adanya status tugas dapat memudahkan komunikasi antar tim sehingga mencegah adanya hambatan dan overlapping.

  • Project deliverable

Project deliverable merupakan luaran proyek seperti rencana proyek, laporan proyek, dan notula rapat. Komponen ini juga dapat disebut dari hasil dari suatu proyek secara paper-based. Dokumen-dokumen dalam proyek merupakan aspek utama dari project deliverable yang merupakan pokok penyampaian kepada para pemangku kepentingan.

Adanya komponen project deliverable dalam WBS dapat memungkinkan adanya evaluasi kemajuan dan penyelesaian proyek secara umum. Dokumen ini juga dapat mencakup beberapa hal seperti kontrak yang telah ditandatangani, laporan pengeluaran, laporan proyek, serta perbandingan proses pekerjaan dan perkiraan rencana proyek.

  • Biaya
Komponen lain yang perlu ada dalam WBS adalah biaya. Tentu saja, biaya merupakan fondasi utama berjalannya sebuah proyek. Oleh karena itu, WBS perlu menempatkan komponen ini sebagai alat ukur kesesuaian atau relevansi pengeluaran biaya dengan rancangan biaya pada saat perencanaan proyek.
Adanya komponen biaya dalam WBS dapat menentukan lancar tidaknya suatu proyek yang salah satunya dapat diakibatkan pada kekeliruan dalam mengelola keuangan.

  • Paket Kerja

Paket kerja dalam WBS merupakan tingkatan terendah dari WBS itu sendiri. Kita dapat mendefinisikan paket kerja sebagai detail pekerjaan atau elemen pekerjaan proyek dalam WBS yang harus dikerjakan secara hierarkis tadi.

Paket kerja ini nantinya dibagi atau ditugaskan pada beberapa tim atau departemen dalam prosesnya. Project manager nantinya akan memperkirakan berapa jumlah anggota suatu tim, biaya, dan durasi pengerjaan pada tiap paket pekerjaan ini. Oleh karena itu, paket kerja merupakan aspek utama yang tercantum dalam WBS sebagai komponen.


Tips Menyusun WBS

Secara umum, pembuatan WBS memerlukan acuan yang harus dipenuhi dan antara lain adalah sebagai berikut.

  • Penetapan siklus kerja proyek yang meliputi inisiasi, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan penutupan
  • Penentuan sub tugas, penjelasan tugas, dan tim kerja untuk tiap pokok tugas
  • Membuat tautan atau rangkaian ketergantungan antar tugas (paket kerja) sehingga pekerjaan proyek dapat dikerjakan secara simultan tanpa tertunda
  • Penetapan sumber daya (baku dan manusia) serta biaya untuk rincian proyek
  • Membuat perkiraan waktu atau tanggal mulai dan akhir dari pengerjaan proyek
  • Penggunaan perangkat lunak dalam pembuatan WBS secara integratif

Video pembelajaran mengenai WBS dapat dilihat di bawah ini:




Process Mapping


Process Mapping

Process Mapping adalah ilustrasi grafis dari kondisi aktual sebuah proses (as is condition) dalam menghasilakan suatu product / service / informasi. Sebuah proyeksi dari realitas tapi disederhanakan agar terfokus pada tujuan yang ingin di capai. Process map juga menggambarkan setiap operasi unit dan aktivitasnya di dalam process misalkan input, process, output, waktu, parameter, siapa yang melakukan.

Sebuah proses seringkali terlihat rumit, terutama jika banyak terdapat feedback loops. Jadi sebuah daftar langkah-langkah, lengkap dengan teks dan angka-angka tidak selalu menjamin orang yang membacanya akan mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ada poin penting lainya bahwa tidak jarang seseorang yang mengatur atau bekerja di dalam proses itu tidak memiliki gambaran keseluruhan mengenai proses yang sedang berlangsung – sampai-sampai tak seorangpun bisa menggambarkan sebuah peta proses yang lengkap, sehingga keberadaan process map menjadi sangat penting. Dengan process map akan memiliki SATU pengertian umum mengenai keseluruhan proses. Selain itu sebagai dokumen yang akan membantu kapan saja jika perlu berbicara mengenai sebuah proses.

Ada beberapa type dari proses map yang dapat dipilih yang sesuai dengan projek yang ada. Dan untuk pemilihan type / metode project map yang di gunakan bisa lebih dari satu sesuai kebutuhan project. Untuk tiap-tiap metode yang dipilih, pastikan bahwa ada seseorang di dalam tim yang memiliki pengetahuan yang cukup untuk membimbing tim dalam menggambar peta yang dimaksud. Detil yang dibutuhkan dalam pembuatan peta bisa bervariasi – tergantung dari kerumitan project yang ada.

Ada beberapa type process map diantaranya adalah seperti berikut:

  • Flow Chart

Flow Chart atau bagan alur adalah diagram yang menampilkan langkah-langkah dan keputusan untuk melakukan sebuah proses dari suatu program. Flowchart adalah jenis peta proses yang paling umum – dan biasanya penggambaran sebuah flowchart sangat diperlukan bagi proyek apa saja. Sebuah flowchart memiliki simbol-simbol yang umum. Menggambar dan mengubah sebuah alur proses menjadi jauh lebih mudah jika kita menggunakan program flowchart. Flowcharts digunakan secara luas, dan mudah dipelajari.

Simbol-simbol dalam Flowchart lengkap dengan fungsinya.



Contoh Flowchart Barang Datang di Gudang

  • Deployment Flowchart

Diagram ini sangat berguna ketika proses yang terjadi berpindah dari satu fungsi ke fungsi yang lain, atau dari satu orang ke orang yang lain.  Menambahkan data tentang waktu siklus, jumlah cacat, waktu atau biaya di bawah grafik ini sangat berguna ketika mengidentifikasikan room for improvement.  Hal ini juga sangat berguna untuk mengidentifikasikan setiap Task Box di dalam diagram baik jika langkah itu merupakan Pertambahan Nilai (Value Added) atau Tidak ada Pertambahan Nilai (Non Value Added). Ini akan membantu menentukan berapa banyak waktu yang kemungkinan besar bisa dikurangi dari sebuah proses.


Contoh Deployment Flowchart

  • Value Stream Mapping (VSM) atau Material Information Flow Chart (MIFC)

Value Stream Mapping adalah salah satu teknik yang digunakan dalam lean manufaktur yang membantu menganalisis aliran material dan informasi yang diperlukan untuk membawa produk atau servis ke pelanggan. Di Toyota, dimana teknik ini pertama kali dikenal, teknik ini juga disebut "peta aliran material dan informasi". Teknik ini bisa di terapkan di hampir semua rantai pasok.

Value Stream Mapping (VSM) dapat dibagi menjadi beberapa tahap, sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasi kelompok dari Produk/Jasa.
  2. Membuat value stream dari keadaan saat ini untuk menentukan problem yang dihadapi dari sudut pandang Organisasi dan Pelanggan.
  3. Menentukan Pemetaan yang ideal untuk masa depan.
  4. Mengidentifikasi aksi perbaikan yang dibutuhkan untuk menutup celah antara keadaan saat ini dengan keadaan yang ideal untuk masa depan.
  5. Melakukan aksi perbaikan
  6. Membuat suatu pemetaan baru untuk memeriksa apakah masalah pada point 2 sudah dihilangkan.


Contoh Diagram Value Stream Mapping

  • Gantt Chart

Gantt Chart, atau yang juga sering disebut Milestones Chart dan Project Bar Chart, adalah sebuah jenis grafik batang (bar chart) yang banyak digunakan untuk memonitoring proyek. Tools ini memuat informasi mengenai tugas anggota tim, jadwal, dan batas waktu pelaksanaan proyek. Tidak hanya itu, anda juga bisa melihat pihak atau divisi mana yang bertanggung jawab atas suatu tugas dalam proyek.

Bantuan Pembuatan Gantt Chart - Asdos.id

Contoh Gant Chart dari Pembangunan Rumah

  • SIPOC

SIPOC adalah singkatan dari Supplier Input Process Output Customer, sebuah tool yang merupakan helicopter view keseluruhan process dari proyek. SIPOC disajikan dalam bentuk kolom diagram.

    • Supplier: siapa saja yang melakukan supply dari input yang dibutuhkan
    • Input: input yang dibutuhkan oleh process untuk menghasilkan output
    • Process: tahapan utama dari proses
    • Output: hasil dari process
    • Customer: siapa yang menerima output dari process yang dimaksud

Call Center SIPOC | Free Call Center SIPOC Templates

Contoh Diagram SIPOC

Untuk membuat salah satu diagram dalam Process Mapping, dapat menggunakan aplikasi dalam website seperti pada link berikut:

https://app.diagrams.net/


Schedule Management


Schedule Management

Schedule Management adalah proses penetapan kebijakan, prosedur, dan dokumentasi untuk perencanaan, pengembangan, pengelolaan, pelaksanaan, dan pengendalian jadwal proyek.

Tujuan dan manfaat menyusun Schedule Management

Mengetahui start – end project

Sumber data memantau kecepatan progress proyek

Pedoman mempersiapkan SDM

Dapat dilakukan koreksi langsung untuk mempercepat proyek

Pedoman mempersiapkan alat-alat kerja sesuai timeline

Pedoman mempersiapkan material sesuai dengan timeline


Prinsip dasar panduan untuk software project scheduling:

  • Compartmentalization.

Proyek perlu untuk dikelompokkan menjadi beberapa tugas atau kegiatan yang dapat dikelola.

  • Interdependency.

Ketergantungan dari setiap tugas atau kegiatan yang telah dikelompokkan harus ditentukan. Beberapa tugas atau kegiatan ada yang terjadi secara berurutan dan ada yang terjadi secara paralel. Beberapa kegiatan tidak dapat dimulai sampai produk yang diproduksi orang lain tersedia. Kegiatan lain dapat terjadi secara mandiri.

  • Time allocation

Setiap tugas yang dijadwalkan harusdialokasikansejumlahunitkerja.Selainitu,setiaptugas harus diberi tanggal mulai dan tanggal penyelesaian yang merupakan fungsi dari saling ketergantungan dan apakah pekerjaan akan dilakukan secara ​full time ​ atau paruh waktu

  • Effort Validation

Setiap proyek memiliki jumlah orang yang ditentukan dalam tim. Ketika alokasi waktu terjadi, kita harus memastikan bahwa jumlah orang yang dialokasikan pada waktu tertentu tidak melebihi.

  • Defined responsibilities

Setiap tugas yang dijadwalkan harus diberikan kepada anggota tim tertentu.

  • Defined outcomes

Setiap tugas yang dijadwalkan harus memiliki hasil yang pasti. Hasil yang dihasilkan biasanya adalah produk kerja berupa suatu design ataupun komponen dari produk tersebut.

  • Defined milestones

Setiap tugas harus dikaitkan dengan suatu ​milestones. ​Milestones dicapai ketika satu atau lebih produk telah ditinjau kualitasnya dan telah disetujui.


Beberapa istilah dalam schedule management:

  • Predecessors adalah prasyarat yang dalam hal ini suatu tugas yang harus dimulai / diselesaikan sebelum tugas tertentu dimulai, aktivitas sebelum atau yang mendahului aktivitas yang bersangkutan.
  • Successor / followers, yaitu semua aktivitas sesudah atau yang terjadi setelah aktivitas yang bersangkutan.
  • FS : Finish to Start, pekerjaan '2' bisa dimulai setelah pekerjaan '1' selesai.
  • FF : Finish to Finish, pekerjaan '1' dan '2' selesai secara bersamaan.
  • SS : Start to Start, pekerjaan '1' dan '2' dimulai secara bersamaan.
  • SF : Start to Finish, pekerjaan '1' baru bisa selesai jika pekerjaan '2' sudah dimulai.

Blazor Gantt Chart library | Timeline Chart | Syncfusion

  • Jalur Kritis adalah jalur yang memiliki waktu terpanjang dari semua jalur yang dimulai dari peristiwa awal hingga peristiwa yang terakhir. Penundaan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi bagian dari jalur kritis akan menyebabkan tertundanya penyelesaian proyek secara keseluruhan.
  • Jalur Slack / Float adalah kegiatan yang dapat ditunda tanpa mempengaruhi total waktu penyelesaian dari seluruh proyek.


Pendekatan dalam schedule management

  • Tradisional
Pada pendekatan tradisional, hal yang dilakukan cenderung lebih mendasar dengan dikembangkannya beberapa industri seperti manufaktur. Umumnya, industri yang banyak menggunakan pendekatan ini adalah yang menghasilkan suatu produk fisik, seperti laptop, mobil, smartphone, bangunan, dan produk fisik lainnya.

  • Waterfall

Saat menggunakan pendekatan ini, setiap tugas yang terdapat di dalam proyek harus bisa diselesaikan berurutan satu persatu sebelum melakukan tugas lainnya.

  • Critical Path Method

Pendekatan ini kurang lebih hampir sama dengan pendekatan waterfall, yakni menggunakan pendekatan yang bersifat sequential. Project manager bisa memprioritaskan berbagai sumber daya yang sedang diperlukan, dan juga tugas ataupun pekerjaan lain yang memang lebih penting agar bisa dilakukan terlebih dahulu. Pekerjaan lainnya yang mungkin bisa menghambat berjalannya proyek harus dilakukan terakhir.

  • Critical Chain Project Management (CCPM)

Pendekatan CCPM ini lebih berfokus pada sumber daya yang memang diperlukan pada setiap tugas dan juga pekerjaan yang terdapat di dalam proyek. Nantinya, project manager akan mengidentifikasi tugas dengan tingkat prioritas yang dianggap paling tinggi, lalu membuat jadwal pada prioritas yang sudah dibuat. Hal ini dilakukan guna memastikan bahwa fokus utama dari proyek bisa dilakukan secara baik.

  • Agile

Pendekatan agile di dalam suatu project management akan lebih berfokus pada kolaborasi tim daripada struktur hirarki. Pendekatan ini dibuat untuk mengerjakan software development di tahun 2001.

  • Scrum

Berbeda dengan pendekatan tradisional pada poin pertama, pendekatan scrum akan memungkinkan setiap anggota tim untuk mempunyai beban dan juga tanggung jawab yang bisa diemban oleh project manager. Jabatan yang memimpin dan fasilitator dalam pendekatan ini diberikan oleh Scrum Master.

  • Kanban

Pendekatan Kaban hampir sama dengan scrum, bedanya adalah periode atau rentang waktu kerjanya lebih bersifat kontinyu.

  • Extreme Programming (XP)

Pendekatan XP ini diciptakan khusus untuk mengerjakan software engineering. Pendekatan seperti ini sangat cocok untuk proyek dengan klien yang belum memiliki pengetahuan tentang apa yang diperlukan dari hasil akhir nantinya. Karena dengan menggunakan pendekatan XP, seorang project manager nantinya bisa melakukan percobaan dan juga memberikan feedback pada kliennya.

  • Adaptive Project Framework (APF)

Pendekatan APF ini juga sangat sesuai untuk mengerjakan suatu proyek yang lebih berbasis teknologi dan informasi yang memang di dalamnya memerlukan tingkat fleksibilitas serta adaptasi yang tinggi.


Point-point yang perlu diperhatikan dalam menyusun schedule management:

  1. Item schedule adalah item pekerjaan, bukan item yang lainnya, gunakan istilah item pekerjaan yang gampang dipahami dan singkat.
  2. Item pekerjaan dalam schedule management adalah item WBS pada level tertentu yang dianggap layak dan efektif untuk dimanage (tidak terlalu detail / general).
  3. Grouping disarankan sesuai dengan grouping yang ada pada WBS yang menjadi basis bagi proses perencanaan lainnya. Sehingga terjadi grouping yang seragam yang akan memudahkan proses perencanaan dan monitoring pada knowledge managemen yang lainnya.
  4. Memasukkan semua hari libur nasional maupun lokal setempat (jika ikut libur).
  5. Mempertimbangkan penurunan produktivitas pada masa-masa tertentu seperti musim hujan.
  6. Setting hubungan antara pekerjaan yang disarankan sesuai kaidah dan kondisi aktual serta cukup detil.
  7. Mempertimbangkan jadwal ketersediaan / kedatangan material, terutama material-material yang memiliki lead time yang panjang / kritis.
  8. Memasukkan durasi normal berdasarkan pengalaman pada setiap pekerjaan dengan mempertimbangkan ketersediaan resource dan metode.
  9. Menampilkan jalur kritis dalam membuat schedule. Hal ini karena jalur kritis adalah informasi penting pada setiap schedule.
  10. Menguji tingkat logis-rasional dengan simulasi, mengubah / memperpendek waktu pada critical path.


Contoh Schedule Management pada Proyek Liquid Handling System PT. Stechoq Robotika Indonesia


Cost Management


Project Cost Management

Project Cost Manajement atau biasa disebut dengan manajemen biaya adalah sebuah metode yang menggunakan teknologi untuk mengukur biaya dan produktivitas melalui siklus hidup penuh proyek tingkat perusahaan. Project Cost Manajemen meliputi beberapa fungsi khusus manajemen proyek yang mencakup kontrol pekerjaan memperkirakan, pengumpulan data lapangan, penjadwalan, akuntansi dan desain.

Sebelum membahas tentang Project Cost Management, kita harus mengerti dulu apa pengertian dari cost itu sendiri. Cost atau Biaya adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya. Biaya pada umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsb. Sedangkan Project Cost Manajemen atau Manajemen Biaya Proyek adalah proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan budget yang telah disepakati.

Agar Cost Management dalam Project Management berjalan efektif, seorang project manager harus memastikan bahwa ia mendapatkan seluruh informasi yang dibutuhkan. Hal ini supaya ia bisa membuat perencanaan atau cost management plan yang matang untuk proyek yang akan dikerjakannya. Lalu, informasi apa saja yang dibutuhkan? Mengutip Wrike, berikut adalah beberapa elemen dari cost management plan yang biasa digunakan.

  1. Alat Ukur, Menjelaskan alat ukur yang digunakan untuk menghitung dimensi, kuantitas, kapasitas, jumlah, dan sebagainya. Adanya variasi dalam ukuran dapat mengakibatkan kenaikan signifikan dalam biaya produksi dan bahan baku, terutama jika proyek dilakukan di negara yang berbeda. Sebagai contoh, jika proyek dilakukan di Amerika Serikat, alat ukur yang digunakan adalah inci, sedangkan di Indonesia kamu akan menggunakan meter. Sehingga, adanya kejelasan seputar alat ukur yang digunakan dapat mencegah terjadinya kesalahpahaman ketika proyek sedang berlangsung.
  2. Tingkat Presisi, Menjelaskan kedekatan antar nilai yang diukur, seperti jumlah desimal yang digunakan dalam jumlah biaya. Jika nilai-nilai tidak diketahui, maka dapat menyebabkan penyimpangan signifikan dalam estimasi biaya. Adanya tingkat presisi yang sudah ditentukan dari awal supaya setiap pihak yang terlibat tahu tingkat presisi apa yang akan digunakan dalam proyek.
  3. Ambang Kontrol, Menentukan ambang minimal dan maksimal dari variasi biaya standar. Tergantung dari besar atau kecilnya proyek dan budget yang di-approve, ambang kontrol sangat penting untuk melakukan forecasting untuk beberapa hal dalam budget. Sebagai contoh, jika harga bahan baku ternyata lebih mahal Rp5 juta dari estimasi, anda bisa mempertimbangkan mencari supplier baru untuk proyek anda.
  4. Aturan Ukuran Performa, Ini adalah metode untuk mengukur tingkat penyelesaian proyek yang sedang dikerjakan. Sehingga, ada baiknya untuk menentukan teknik yang akan digunakan di awal proyek. Sebagai contoh, anda bisa menggunakan teknik earned value management atau persentase untuk menentukan progres dari sebuah proyek.
  5. Format Pelaporan, Menentukan protokol pelaporan progres, format, dan seberapa sering pelaporan dilakukan dalam seluruh tahap proyek yang dikerjakan. Pelaporan sendiri akan sangat berguna untuk melacak adanya penyimpangan dari rencana asli sebuah proyek.


Project Cost Management mempunyai proses. Proses nya bias dilihat dari gambar dibawah ini


Project Cost Management Process

Terdapat 4 proses dari Project Cost Management, yaitu:
  • Plan Cost Management

Merupakan proses untuk menetapkan kebijakan, prosedur, dan dokumentasi perencanaan, pengelolaan, pengeluaran, dan pengendalian biaya proyek.

Manfaat utama dari proses ini adalah untuk membuat adanya penjagaan/pemantauan dan pengarahan tentang bagaimana biaya proyek akan dikelola sepanjang proyek dilaksanakan.

  • Estimate Cost

Merupakan suatu perkiraan pengembangan sumber daya moneter yang diperlukan untuk melengkapi kegiatan proyek. Keakuratan perkiraan proyek akan meningkat selama proyek berlangsung melalui siklus hidup proyek.

Tujuan utama dari cost budgeting adalah untuk menghasilkan suatu cost baseline untuk memastikan performa proyek dan kebutuhan proyek.

  • Determine Budget

Merupakan proses menggabungkan estimasi biaya kegiatan individu atau paket pekerjaan untuk menetapkan cost baseline.

Anggaran tersebut akan memberikan gambaran umum mengenai biaya secara periodik maupun biaya total proyek. Perkiraan biaya menentukan biaya setiap aktivitas kerja.

  • Control Cost

Merupakan suatu proses pengendalian biaya termasuk dalam monitoring kinerja pembiayaan, meyakinkan bahwa hanya perubahan yang tepat yang termasuk dalam baseline biaya yang direvisi, memberikan informasi pada stakeholders bahwa perubahan dapat mengakibatkan perubahan biaya pula.


Dasar perhitungan biaya proyek:

  • Berdasarkan data list pada Work Breakdown Structure (WBS)
  • Semua komponen biaya mengacu pada standar harga yang ada, serta spesifikasi / requirement yang diminta oleh konsumen
  • Perhitungan proyek (RAB) bisa dilakukan dengan beberapa pendekatan
    • Pendekatan Bottom Up yaitu dengan menghitung detail biaya yang diperlukan, per material, biaya persatuan, dst. Baru menghitung total biaya
    • Pendekatan lain adalah dengan melihat biaya standar per paket aktivitas, misalnya untuk pembangunan rumah tinggal, untuk kualitas standar misalnya biaya per m2 adalah IDR 5 juta
  • Komponen dalam (RAB) proyek meliputi:
    • Biaya langsung: adalah semua biaya yang menjadi komponen permanen hasil akhir dari proyek seperti:
      • Bahan material
      • Peralatan
      • Laboratorium
    • Biaya tak langsung: adalah semua biaya yang mendukung pekerjaan tetapi tidak tercantum langsung dalam pekerjaan proyek seperti:
      • Biaya operational: pulsa hp, transportasi, listrik, dan lain-lain.
      • Kontingensi: biaya tambahan yang dialokasikan untuk pekerjaan tambahan yang mungkin terjadi.
      • Pajak (tax): berupa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 11%, Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 5%, dan sebagainya.


Contoh RAB dalam Bill of Material Produk Ventilator Indonesia PT. Stechoq Robotika Indonesia


Kurva S


Kurva S

Kurva S sendiri adalah sebuah jadwal pelaksanaan pekerjaan yang disajikan dalam bentuk grafis yang dapat memberikan bermacam ukuran kemajuan pekerjaan pada sumbu tegak dikaitkan dengan satuan waktu pada sumbu mendatar. 

Kurva S ini dapat dipakai untuk pengujian ekonomi dan mengatur pembebanan sumber daya serta alokasinya, menguji perpaduan kegiatan terhadap rencana kerja, pembandingan kinerja aktual target rencana atau anggaran biaya untuk keperluan evaluasi dan analisis penyimpangan. Kriteria kemajuan pekerjaan ditampilkan dalam bentuk persentase kumulatif bobot prestasi pelaksanaan atau produksi, nilai uang yang dibelanjakan, jumlah kuantitas atau volume pekerjaan, kebutuhan berbagai sumber daya dan masih banyak lagi ukuran lainnya.

Kurva S bisa digunakan sebagai indikator terlambat tidaknya suatu proyek pekerjaan. Perencanaan melalui pembuatan jadwal pelaksanaan proyek kontruksi berfungsi sebagai alat kontrol dalam pelaksanaan proyek di lapangan agar memudahkan dalam pengawasan dan pengaturan tenaga kerja di lapangan, khususnya dalam hal pengawasan produktivitas tenaga kerja.


Grafik Kurva S

Penyebab membentuk huruf S di dalam kurva S dikarenakan kegiatan proyek berlangsung sebagai berikut:

  1. Kemajuan pada awalnya bergerak lambat
  2. Diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang lebih lama.
  3. Akhirnya kecepatan kemajuan menurun dan berhenti pada titik akhir. 
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, Kurva S yang baik adalah pelan disaat awal pekerjaan kemudian cepat di tengah dan santai lagi di akhir jadwal. Bentuk grafik ini perlu dibuat sebaik mungkin karena akan mempengaruhi arus keuangan proyek dan penjadwalan pendatangan material serta hal-hal penting lainya.

Manfaat Kurva S

  • Sebagai informasi untuk mengontrol pelaksaan suatu proyek dengan cara membandingkan deviasi antara kurva rencana dengan kurva realisai.
  • Sebagai infomasi untuk pengambilan keputusan berdasarkan perubahan kurva realisasi terhadap kurva rencana. Perubahan ini bisa dalam bentuk prosentase pekerjaan lebih cepat atau lebih lembat dari waktu yang sudah ditentukan untuk menyelesaikan proyek.
  • Sebagai informasi kapan waktu yang tepat untuk melakukan tagihan kepada owner ataupun melakukan pembayaran kepada supplier.

Cara menghitung Kurva S

Pertama-tama setiap pekerjaan harus ditentukan akan membutuhkan berapa banyak biaya, sebagai contoh dapat dilihat pada kasus dibawah ini:

Suatu pekerjaan pondasi dengan rincian harga sebagai berikut:

  • Desain Mekanis @ Rp.100.000,00
  • Desain Elektronis @Rp.150.000,00
  • Cetak Mekanis dan Elektronis @ Rp.Rp.200.000,00
  • Assembly @ Rp.Rp.150.000,00
  • Programming @ Rp.400.000,00
  • Trial and Error @ Rp.100.000,00
Grand total harga seluruh pekerjaan pondasi = Rp.1.100.000,00

Langkah selanjutnya adalah memperkirakan waktu pelaksanaan masing – masing pekerjaan, kita misalkan sebagai berikut ini
  • Desain Mekanis @ 1 minggu
  • Desain Elektronis @ 1 minggu
  • Cetak Mekanis dan Elektronis @ 2 minggu
  • Assembly @ 1 minggu
  • Programming @ 2 minggu
  • Trial and Error @ 1 minggu
Kalau dijumlahin total harinya 8 minggu dong? Betul. tapi dalam pelaksanaannya, ada item pekerjaan yang bisa dilaksanakan bersamaan.

Kemudian menghitung bobot dari setiap pekerjaan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


Langkah selanjutnya adalah masukkan semua kedalam tabel, termasuk durasi dan bobot yang sudah dihitung

Pada kolom timeline merupakan Bobot dibagi durasi, sehingga didapatkan angka-angka pada bagian kolom timeline.

Setelah itu menambahkan baris "progress rencana dan total komulatif progress rencana". Kedua baris ini merupakan rencana yang sudah disusun sesuai dengan target per minggunya, sehingga cukup dijumlahkan nilai perkolomnya.

Total Komulatif Progress Rencana merupakan jumlah dari progress minggu minggu sebelumnya, sehingga apabila dilihat diakhir proyek (minggu ke-6) seharusnya memiliki nilai 100% karena ini merupakan perencanaan pengerjaan proyek sesuai dengan timeline yang ada.

Kemudian menambahkan baris "progress aktual dan total komulatif progress aktual". Sama halnya dengan progress rencana dan total komulatif progress rencana, hanya disini merupakan keadaan aktual di lapangan. Yang dapat menentukan atau mengisi baris ini merupakan project manager yang mengerti progress dari divisi yang mengerjakan, apakah sudah sesuai target atau belum.

Di sini saya ambil contoh untuk setiap minggunya hampir seluruh target pekerjaan sesuai dengan rencana, dapat dilihat pada baris "progress rencana" dan "progress aktual" hampir memiliki nilai yang sama.

Sehingga diperoleh grafik antara "total komulatif progress rencana" dengan "total komulatif progress aktual"




Last modified: Tuesday, 7 March 2023, 7:15 AM